Salam Kami


doa rabithah

doa rabithah

HADAPILAH...SHOUTUL HARAKAH

Jumat, 30 November 2012

SUDAHKAH KITA IKHLAS

Selama perjalan Hongkong-Jakarta Senin lalu (12 November 2012), di pesawat saya membaca kitab-kitab klasik karya ulama hebat di zamannya. Ternyata, semua meletakkan pembahasan ikhlas di dalam bab pertama. Sebab tanpa itu, amal kebaikan yang kita lakukan tidak bernilai apapun di hadapan Allah SWT.
Orang-orang yang sibuk beramal tetapi tidak ikhlas, seperti orang pergi ke pasar dimana kantong baju dan celananya penuh dengan batu. Namun sesampainya di pasar, batu itu tak bernilai apapun, tidak bisa digunakan untuk membeli apapun. Sungguh amat sangat rugi bila yang kita lakukan tidak bernilai sedikitpun dimata-Nya. Bukankah pada hakekatnya, hidup adalah mencari bekal untuk bertemu dengan-Nya?
Sejenak saya tertegun dan meneteskan air mata. Menyesal karena pernah berbuat dengan harapan mendapat pujian dan tepuk tangan dari manusia. “Ya Allah ampuni aku, luruskan niatku dan jagalah hatiku serta terimalah semua amal-amalku.”

Lantas, apakah harus berhenti berbuat? Tidak. Karena menurut Fudhail bin Iyadh, “Meninggalkan amal karena manusia itu riya, melakukan amal karena manusia itu syirik, dan ikhlaslah yang menyembuhkan keduanya.” Mari terus berlomba mengumpulkan bekal dengan keikhlasan 100 persen di dalamnya….
Apakah ciri utama ikhlas? Setidaknya ada dua hal yang utama. Pertama, dilihat orang atau tidak amalnya sama. Bukan saat dilihat ia taat, namun saat sendiri ia pemalas bahkan berani berbuat maksiat. Dalam bahasa gaulnya “sok alim saat ramai, tapi penjahat saat teman-temannya tidak melihat.” Orang yang ikhlas hanya berharap penilaian dari-Nya.
Kedua, bila orang itu sudah merasa bahwa pujian dan hinaan orang lain dianggap sama dimatanya. Bila Anda senang dipuja namun marah saat dicerca, itu pertanda ketidak ikhlasan masih melekat di dalam jiwa. Atau, dengan makna lain, Anda semangat berkarya saat dipuja namun berhenti dan marah saat ada yang mencela, itulah bukti bahwa amal Anda belum disertai keikhlasan. Orang yang ikhlas hanya berharap pujian dari Sang Maha.
Teruslah melakukan kebaikan dengan cara-cara yang terbaik. Bekerjalah dengan lebih keras dan cerdas disertai kerja ikhlas di dalamnya. Secara berkala memohon ampunlah kepada-Nya, karena sebagai manusia kita pasti pernah alpa dan lupa. Namun janganlah lupanya berkepanjangan, sebab bila amal kita tak bernilai dimata-Nya itulah kebangkrutan terbesar kehidupan kita di dunia.
Salam

0 komentar: